Nara sumber malam ini dalam pelatihan menulis PGRI adalah Bapak D Susanto. Lahir di Gombong Kebumen, 29 Juni 1971. Sekarang menjadi Guru kelas SDN Mardiharjo, Kab. Musi Rawas, Prov. Sumatera Selatan. Topik bahasan malam ini adalah : Proofreading sebelum Menerbitkan Tulisan
Proofreading atau
kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya
adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. Proofreading
adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum
dipublikasikan atau dibagikan. Oleh karena itu, kegiatan ini sesungguhnya
adalah kegiatan akhir setelah tulisan diselesaikan.
Dalam menulis harus
dibedakan antara menulis dan mengedit. Ketika "sedang" menulis,
muncul keinginan agar tulisan ini harus sempurna. Sehingga, muncul kehawatiran :
nanti tulisan jelek, tidak layak baca, banyak kesalahan ejaan, kalimatnya tidak
pas, dan sebagainya. Akhirnya terjebak untuk segera memperbaiki. Yang terjadi
alih-alih tulisan menjadi lebih baik, malah tulisan "nggak jadi-jadi".
Setelah tulisan selesai maka sebagai penulis harus bisa menjadi proofreading
yang baik sebelum tulisan dipublikasikan di blog atau naskah buku dikirimkan ke
penerbit.
Dalam proofreading,
memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks yang dimaksud adalah memeriksa
kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau
istilah, hingga pemenggalan kata.
Perbedaan Editing
dan proofreading :
Editing lebih fokus
pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga
harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan.
Jadi, proofreading
tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika
dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum.
Pengeditan merupakan
proses yang melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa,
sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.
Tugas seorang
proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader
juga harus memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika
dan dipahami pembacanya. Jadi, ia harus dapat mengenali apakah sebuah kalimat
efektif, struturnya sudah tepat atau belum, hingga memastikan agar substansi
tulisan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.
Anda yang jago
bahasa asing, jika mendapatkan tugas untuk menguji-baca sebuah teks terjemahan.
Output yang dihasilkannya adalah sebuah teks yang mudah dipahami meski bagi
orang yang tidak mengetahui bahasa asal teks terjemahan tersebut.
Kesimpulannya bahwa tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.
Langkah-langkah melakukan Proofreading
1. Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi
ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit
2. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
3. Konsistensi nama dan ketentuan
4. Perhatikan judul bab dan penomorannya
Penulis yang melakukan proofreading sesungguhnya sedang bertindak
sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulisnya sudah bisa
dimengerti dengan mudah.
Jika Anda seorang
blogger.
Menghindari
kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata
dan penyingkatan kata. Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca Anda
juga harus diperhatikan. Tidak ada kesalahan penulisan (typo) akan membuat
pembaca nyaman.
Kesalahan kecil
lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda
seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah
dari kata yang mengikutinya.
Cara mudah untuk memeriksa tulisan.
Baik di Ms Word
maupun di blog saya biasanya melakukan pencarian dengan menekan tombol CTRL
bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F).
a. Lalu, ketikkan
misalnya tanda "," (tanda koma)
b. Makan muncul
highlight teks dengan warna kuning.
Setelah itu kita periksa apakah ada kesalahan atau ada spasi antara kata dengan tanda koma. Hal yang sama lakukan pada tanda baca lainnya. Jika hal ini kita lakukan maka pos blog menjadi bersih dari kesalahan pengetikan.
Kesimpulan narasumber bahwa kita tidak mungkin menguasai segalanya, hanya orang-orang tertentu yang ditakdirkan memiliki kompetensi : penulis, proofreader, editor, sekaligus. Berbahagialah Anda yang memiliki talenta ketiganya.
Namun setidaknya sebagai penulis memiliki keterampilan minimal sebaga penyunting tulisan sendiri, agar calon pembaca kita memahami apa yang kita maksudkan dalam tulisan.
====================================
Resume pertemuan 15
Jumat 13 Agustus 2021
Gelombang 20
Penulis : Agung Pramono
Resume yang rapih dengan closing statement yang menyadarkan penulis Keren pak...
ReplyDeleteTerima kasih motivasinya bu
DeleteBlog rapih. Resume jg Kren lengkap enak bacanya. Mantapppp
ReplyDeleteTerima kasih pak
ReplyDeleteResumenya rapi dari tampilan sudah mencuri perhatian untuk segera membacanya
ReplyDeleteRingkas, padat, mantap👍
ReplyDeletetampilan blognya kerren dan resumnya itu enak dibaca
ReplyDeleteMantab
ReplyDeletelengkap dan menarik
ReplyDeleteRapiii tatanannya dan bagus font nya
ReplyDelete