Nara sumber pelatihan belajar menulis PGRI mala mini adalah bapak Sudomo, S.Pt. Saat ini mengajar IPA di SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat. Seorang seorang pencinta formula fisika, gejala alam semesta, dan rangkaian kata. Sarjana peternakan yang mengajar IPA, tetapi juga mencintai dunia menulis fiksi. Alumni gelombang 16 dan sekarang sudah menjadi narasumber hebat. Tema yang akan disampaikan tentang Kiat Menulis Cerita Fiksi
Sebuah perjalanan panjang yang akhirnya mengantarkan beliau terrbawa semakin dalam ke dunia menulis fiksi pada saat mengikuti kelas menulis Omjay gelombang 16. Saat membuat tugas resume kelas menulis, mencoba berbeda dari yang lain, yaitu menulis resume kelas menulis dengan teknik fiksi. Menulis resume dalam bentuk fiksi ternyata seru.
Kiat Menulis Cerita
Fiksi
Pertama, yaitu mengapa kita harus menulis fiksi? Ini penting karena menjadi dasar bagi kita untuk belajar menulis fiksi. Alasan utama adalah salah satu materi dalam tes Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah Teks Literasi Fiksi. Artinya saat ini kita sebagai guru harus bisa menulis fiksi. Tujuannya agar mudah menyediakan soal latihan bagi murid kita. Alasan berikutnya adalah dengan menulis fiksi akan bermanfaat dalam pengembangan profesi kita sebagai guru. Kumpulan cerita fiksi bisa dibukukan sebagai syarat kenaikan pangkat. Novel termasuk kategori karya seni kompleks. Kumpulan cerpen bisa termasuk kategori karya seni sederhana.
Kedua, syarat menulis fiksi yaitu
komitmen, riset, membaca karya fiksi, mempelajari KBBI dan PUEBI, memahami
dasar menulis fiksi, dan menjaga konsistensi menulis fiksi.
Ketiga, bentuk-bentuk cerita fiksi, yaitu fiksimini, flash fiction, pentigraf, cerpen, prosa, novela, dan novel. Perbedaan terletak pada kompleksitas konflik cerita. Selain itu ada juga batasan kata dan ada juga yang menggunakan batasan paragraf.
Keempat, unsur-unsur pembentuk
cerita fiksi, yaitu tema, premis, alur/plot, penokohan, latar/setting, dan
sudut pandang.
Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Terdiri dari
karakter, tujuan tokoh, rintangan/halangan, dan resolusi. Contoh premis:
Seorang anak memiliki kemampuan sihir bersekolah di sekolah sihir yang harus
melawan penyihir jahat demi kedamaian bumi.
Dari contoh jika dijabarkan adalah sebagai berikut:
· Karakter: anak
· Tujuan tokoh: kedamaian bumi
· Rintangan: melawan penyihir jahat
· Resolusi: belajar sihir
Kelima, kiat menulis fiksi.
· Niat, terkait motivasi diri memulai dan
menyelesaikan tulisan;
· Baca karya orang lain, bahan referensi, gaya
bercerita, menambah diksi
· Ide dan Genre, terkait mencatat ide dan pilihan
genre yang disukai dan dikuasai
· Outline, terkait kerangka tulisan berdasarkan
unsur-unsur pembentuk cerita fiksi
· Menulis, terkait membuka cerita, mengenalkan tokoh,
menguatkan konflik, menggunakan pertimbangan logika cerita, susunan kalimat
pendek dan jelas, pilihan kata, teknik show don't tell, dan ending yang baik.
· Swasunting, dilakukan setelah selesai menulis,
jangan menyunting sambil menulis, fokus penyuntingan pada kesalahan penulisan,
ejaan, kata baku, aturan penulisan, dan logika cerita. Selain itu harus kejam
pada tulisan sendiri. Terakhir adalah berpegangan pada KBBI dan PUEBI.
====================================================
Resume pertemuan ke 13
Gelombang 20
9 Agustus 2021
Penulis : Agung Pramono
No comments:
Post a Comment