Tokoh inspirasi malam ini dalam pelatihan belajar menulis PGRI adalah Ibu Noralia Yunita ,M.Pd. Jebolan gelombang 8 yang bukunya sudah tembus penerbit mayor Andi Offset.Materi yang akan disampaikan adalah Menulis Buku dari Karya Ilmiah. Karya ilmiah kita memiliki manfaat yang lebih, maka dapat diubah ke dalam bentuk buku. Fungsinya agar dapat dibaca oleh para pengajar lainnya
Berbicara masalah karya
tulis ilmiah (KTI), bagi yang lulusan S1, pernah membuat skripsi S2, membuat tesis.
Jadi bapak dan ibu pernah membuat karya
ilmiah. Bagi yang sedang kuliah S1, S2 atau S3, tujuan membuat karya tulis ilmiah
semata hanya untuk memenuhi prasyarat
agar dapat lulus dan mendapatkan gelar, selebihnya jika sudah disidangkan atau
telah dilakukan penilaian, karya tulis ilmiah sudah pasti dibiarkan tergeletak
begitu saja di rak perpustakaan atau bahkan di gudang
Lalu setelah menjadi
guru, kita sebagai guru membuat satu jenis karya ilmiah lagi yakni penelitian tindakan
kelas (PTK). Sama halnya bagi yang sedang atau sudah pernah menulis PTK ataupun
best practice, setelah laporan PTK dibuat, dikumpulkan ke penilai angka kredit,
laporan tersebut biasanya hanya akan disimpan oleh penulis sendiri. Jika
beruntung, laporan PTK itu bisa terpajang di perpustakaan sekolah Dari sini
kita dapat melihat bahwa manfaat karya ilmiah hanya sebatas untuk.memenuhi
tuntutan tertentu saja.
Padahal, jika kita
mengingat perjuangan untuk membuat dan menyelesaikan skripsi, tesia ataupun PTK
tersebut, tentu tidak sedikit pengorbanan yang harus dikeluarkan, entah itu
materi, waktu, atau bahkan psikis. Bahkan untuk sebagian orang ada yang
menyelesaikannya sampai menghabiskan waktu berbulan-bulan atau bahkan
bertahun-tahun.
Lantas dengan
perjuangan yang begitu berat dan panjang tersebut, apakah rela jika hasil
perjuangan tersebut tidak dibaca orang lain atau bermanfaat bagi khalayak yang
lebih luas. Kita tahu bahwa muatan data dan temuan-temuan yang terdapat dalam
sebuah KTI sudah barang tentu merupakan sebuah rangkaian informasi penting dan
dapat bermanfaat bagi pemecahan persoalan faktual yang sedang dihadapi di
lapangan.
Lalu apa solusinya? Nah,
ada satu solusi yang dinilai lebih memberikan banyak manfaat, yaitu mengubah karya
tulis ilmiah tersebut menjadi buku yang lebih punya nilai manfaat
1. Dapat dibaca oleh masyarakat
awam
2. Buku dapat
diperjualbelikan sehingga ada keuntungan material yang dapat kita peroleh
3. Bagi bapak ibu ASN,
buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit.
Jadi selain mendapatkan poin AK dari laporan PTK, bapak ibu juga akan
mendapatkan poin dari publikasi ilmiah berupa buku tadi. Sekali dayung 2 pulau
terlampaui
4. Jika buku bapak ibu
banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama bapak ibu sebagai
penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan
tersendiri
5. Ilmu yang ada, dapat
tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi buku
Cara mengubah PTK menjadi buku.
1. Ubah
judul PTK menjadi judul buku dengan bahasa popular.
Judul KTI versi buku hanya berfokus pada
objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian.
Sebagai contoh sebuah judul tesis :
“Pengembangan modul berbasis riset pada
materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas
X SMA”
Ketika diubah menjadi judul buku menjadi
“Kiat menulis modul berbasis riset”
Dapat dilihat dari contoh judul ini,
objek/fokus penelitian tesis terletak pada pengembangan / pembuatan modul, jadi
ketika diubah menjadi judul buku, sesuaikan dengan fokus penelitian itu. Tinggal
menambahkan kata : kiat, jurus, strategi, cara sukses atau yang lainnya.
2. Ubah bab I pendahuluan pada KTI menjadi bab I pada buku
Namun, disini ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu:
A. Hapus rumusan masalah
B. Hapus definisi operasional
C. Hapus manfaat penelitian
Kita dapat mengisi bab I ini dengan memasukan permasalahan pembelajaran secara umum, alasan menggunakan metode/media/model pada pembelajaran, atau materi pelajaran yang kita teliti.
3. Bab
II dan seterusnya pada buku diambil dari pengembangan kajian teori pada bab II
KTI asli
Sebagai contoh bab 2 KTI yang merupakan
landasan teori berisi
2.1. Hasil belajar
2.2. Media pembelajaran
2.3. Modul
2.4. Metode pembelajaran
2.5 Pembelajaran berbasis riset
Nah ini ketika menjadi buku dapat dibuat
menjadi beberapa bab yaitu
Sub bab 2.1. hasil belajar menjadi bab 2
buku
Bab 2 TEORI BELAJAR
2.1. Belajar
2.2. Permasalahan dalam pembelajaran
2.3. Hasil belajar dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya
Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi
bab 3 buku
Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN
3.1. Pengertian media
3.2. Jenis media
3.3. Manfaat media
Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku
Bab 4 mengenal modul
4.1. Pengertian modul
4.2. Karakteristik modul
4.3. Sistematika modul
4.4. Kelebihan modul
Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI
saja, bapak ibu sudah dapat menuliskan/ mengubahnya menjadi beberapa bab dalam
buku
4. Bab V dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan.
A. Memasukkan hasil penelitan dengan kata pengantar “pada bab ini merupakan uraian dari hasil penelitian…”
B. Hilangkan kata penelitian, laporan PTK, laporan skripsi yang ada di KTI.
C. Tampilkan grafik yang pentng saja, ubah dalam bentuk kalimat
5.
Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda
dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis
memiliki ide dan kreativitas
masing-masing sesuai dengan pengalaman
dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis
maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca,
berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat
dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku
kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah
menjadi buku
6.
Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan
agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut
7.
Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti
Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book atau karya ilmiah lainnya. Jangan
gunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress,
dll
8.
Karya ilmiah versi buku minimal 70
halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan
aturan penerbit
Kita harus mengubahnya
sesuai dengan aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur
dan isinya dengan KTI aslinya
Dengan demikian,
membuat buku dari karya ilmiah bukan berarti hanya mengubah cover dan judul
saja sementara isi sama persis dengan KTI yang sudah kita punya. Itu merupakan
suatu kesalahan karena jika seperti itu akan menjadi self plagiarisme untuk
karya kita.
Bagus pak Agung,semangattt💪💪
ReplyDeleteKeren banget dan tetap semangat
ReplyDeleteMantap pak agung resunenya rapi dan lengkap.
ReplyDeleteKeren pak💪😊
ReplyDeletebagus pak, runtut tapi alangkah lebih baik jika menggunakan editan a, b, c lebih menjorok yang sudah ada di sistem pak, biar tidak manual. tapi keseluruhan sangat bagus sangat nyata semangat menulisnya.
ReplyDeleteBaik banget resumenya Pa.Keren.
ReplyDelete