Friday, July 30, 2021

MAKAN SIANG PEMACU SELERA


 

Siang ini hidup ini terasa istimewa, setelah istri tercinta memasak kesukaan saya. Maka setelah menyelesaikan kelas PJJ, istri langsung mengajak untuk makan siang. Tadi pagi saya belum sempat sarapan hanya beberapa potong singkong yang menemani beserta segelas teh panas. Kata orang jawa teh "ginastel" Teh yang manis, panas dan kental. Ternyata sarapan pagi tadi tidak bisa membuat perut ini sampai adzan dhuhur. Jam 11.00WIB tadi sebetulnya sudah protes minta diisi. Namun setelah saya beri pengerian bahwa masakan belum matang maka dia tidak protes lagi

Dulu jaman susah makan nasi putih dengan tempe goreng plus sambel kecap sudah nikmat. Inget jaman masih susah. Maaf ya kalau suka menceritakan dulu, biar sekarang tambah bersyukurnya. Kalau pas lagi gajian tempenya diganti telor ceplok, nikmat benar. Ini menu kesukaan saya. Makanya tadi istri pergi ke warung sayuran katanya mau masak yang spesial buat saya. Ternyata masakan spesial bener.  Malah ini ditambah lauk yang bermacam-macam.

Istri menggelar karpet merah untuk makan siang ini. Kata orang sekarang makan lesehan. Cuma nggak ada meja makan kecil seperti di warung-warung tenda lesehan. Nasi cap Rojo lele yang terkenal pulen sudah membuat selera makan ini bagai pedal gas yang diinjak poll. Langsung lari ingin makan saja. Tanpa apa-apa kalau nasinya sudah enak maka makanpun lahap. Teman dari nasi istri membuat oseng-oseng wortel dan sedikit kacang. Oseng-oseng ini membuat tambah nikmat saja.

Agar selera tambah maka sambel kecap tersaji. Irisan cabe dicampur kecap menambah sensasi makan siang saya, apalagi ditemani istri tercinta. Kebetulan anak-anak lagi nggak dirumah, maka serasa rumah milik berdua. Eh lupa saya pun mengambil ikan Nila merah. Ikan yang dibumbui ketumbar dicampur garam terus di goreng dimakan saat panas, wuih..yummy...yummy kata anak sekarang.

Ternyata ada sambel goreng ati yang dibuat istri saya sampai saya bingung untuk memakannya yang mana dulu ini. Tempe goreng tanpa baju eh tanpa tepung penambah selera makan saya untuk nambah lagi. Siasat saya kalau nambah pasti lauknya saya nggak habiskan, sehingga kalau nambah enak dan istri tidak komentar. Lauk masih nambah nasi, tatkala mau nambah lauk maka nasi jangan dihabiskan. Sehingga nambah nasi,nambah lauk tanpa kelihatan kalau makan kita banyak...

Hidup kalau kita syukuri, kata pak ustadz maka akan ditambah nikmat kita. Makanya kita bersyukur bila hari ini makan yang komplit. Maka masakan istri harus kita nikmati dengan senikmt-nikmatnya. Jangan pernah menolak atau mencela masakan istri, pasti besoknya tidak mau masak yang spesial lagi.

=======================

Penulis : Agung Pramono

Gelombang 20

 


4 comments:

Mau Jadi Penulis maka Menulislah

Malam ini saya mengikui Kelas Belajar Menulis Nusantara dengan narasumber  Dr. Wijayakusumah,M.Pd dan moderator Raliyanti, S.Sos M.Pd &quo...